Gerak News, Jakarta- Anggota DPR-RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menanggapi kemarahan Spanyol atas keputusan Indonesia menghentikan ekspor konsentrat tembaga.
Gus Falah menegaskan, penghentian ekspor itu adalah hak Indonesia sebagai bangsa. Indonesia, ujar Gus Falah, tak ingin lagi mengekspor bahan mentah atau setengah jadi karena itu ciri ekonomi kolonial.
“Dalam pidato Tahun Vivere Pricoloso pada 17 Agustus 1964, Bung Karno mengungkapkan ciri-ciri ekonomi kolonial yang salah satunya adalah ekspor bahan mentah, jadi penghentian ekspor bahan mentah atau setengah jadi adalah amanat bapak bangsa Bung Karno yang seharusnya dihargai bangsa-bangsa lain, termasuk Spanyol,” tegas Gus Falah, Rabu 16 Oktober 2024.
Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, kemarahan Spanyol itu serupa dengan tindakan Uni Eropa yang menggugat Indonesia di World Trade Organization (WTO) atas pelarangan ekspor bijih nikel.
Dan pada 30 November 2022, Indonesia secara resmi dinyatakan kalah dalam gugatan Uni Eropa terkait larangan ekspor bijih nikel.
“Jadi kemarahan Spanyol maupun Uni Eropa itu menunjukkan watak neo-kolonial mereka, yang ingin menyerap bahan mentah dari negeri kita tanpa mempedulikan kemajuan bangsa ini,” tegas Gus Falah.
“Kita, termasuk pemerintah, tak perlu gentar pada perilaku negara-negara Eropa itu. Kita harus tetap tegak sebagai bangsa yang Berdikari secara ekonomi,” sambungnya.
Sebelumnya, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan Spanyol ‘ngamuk’ karena Indonesia memutuskan menghentikan ekspor konsentrat tembaga.
Hal itu karena, dengan kebijakan penutupan ekspor konsentrat tembagan, pabrik-pabrik di Spanyol terancam tutup.
Redaksi Gerak News