Gerak News, Beirut- Kelompok pergerakan Lebanon Hizbullah pada Sabtu 28 September secara resmi mengumumkan kematian pemimpin mereka selama tiga dekade, Hassan Nasrallah.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah menyatakan, “Sayyed Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, telah bergabung dengan rekan-rekannya yang mati syahid dan abadi, yang jalannya ia pimpin selama sekitar tiga puluh tahun, menjadi seorang martir dalam perjalanan menuju Yerusalem dan Palestina.”
Pernyataan tersebut menekankan kepemimpinan Nasrallah selama puluhan tahun dalam perlawanan terhadap Israel, dan mencatat bahwa dedikasinya terhadap perjuangan pembebasan Palestina menentukan kehidupannya dan sekarang “kemartirannya.”
Nasrallah, yang menjabat sekretaris jenderal Hizbullah sejak tahun 1992, memainkan peran penting dalam gerakan perlawanan Lebanon, khususnya dalam konfrontasinya dengan pasukan Israel.
Kematiannya menandai momen penting dalam konflik yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan Israel.
Pernyataan Hizbullah diakhiri dengan menegaskan kembali komitmen kelompok tersebut terhadap misi Nasrallah, dengan mengatakan, “Kemartirannya hanya akan memperkuat tekad perlawanan untuk melanjutkan perjuangan melawan musuh Zionis dan membebaskan Palestina.”
Beberapa jam sebelumnya, militer Israel mengklaim telah membunuh Nasrallah dalam serangan udara di markas pusat kelompok tersebut di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, sehari sebelumnya.
Kementerian luar negeri Prancis kemudian mengiyakan informasi itu.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan dalam pernyataannya bahwa menurut informasinya Nasrallah memang telah meninggal dunia.
Kementerian mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Lebanon dan mitra Perancis di wilayah tersebut untuk mencegah eskalasi.
“Keamanan dan perlindungan warga sipil harus dijamin, termasuk warga Prancis di kawasan, yang juga merupakan prioritas kami,” tambahnya.
Hassan Nasrallah memmpin kelompok Hizbullah Lebanon sejak 1992 dan membentuk strategi kelompok tersebut melawan Israel.
Nasrallah dilaporkan tewas dalam serangan udara yang “intens dan belum pernah terjadi sebelumnya” pada Jumat malam oleh jet F-35 Israel yang menargetkan sasaran di lingkungan Haret Hreik, benteng utama Hizbullah di Beirut selatan.
Tak lama setelah serangan tersebut, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan serangan itu menargetkan markas utama Hizbullah, yang menurutnya dibangun di bawah bangunan sipil.
Nasrallah telah lama menjadi target yang sangat berharga bagi Israel karena kepemimpinannya di Hizbullah, salah satu musuh militer utama Tel Aviv.
Israel melakukan beberapa upaya untuk membunuhnya dalam konflik bersenjata sebelumnya, namun semuanya gagal.
Pemimpin Hizbullah itu telah terdaftar sebagai teroris internasional sejak 1995 oleh Departemen Luar Negeri AS, yang menawarkan hadiah hingga US$10 juta bagi informasi yang mengarah pada penangkapan atau lokasinya.
Redaksi Gerak News