Gerak News, Bekasi- Christianto Manurung selaku ketua DPC GMNI Bekasi menegaskan, bahwa negara Indonesia memiliki sejarah yang panjang dalam merebut kemerdekaan.
Dan hingga diumur yang ke 79 bangsa ini dapat menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai warga negara itu berkat keberagaman yang dituangkan dalam Bhineka Tunggal Ika.
“Negara kita terdiri dari banyaknya suku, budaya dan agama.
Di era saat ini harusnya masyarakat dapat memahami dan menghormati perbedaan dari segala aspek, karena hal itupun sudah diatur dalam UUD 1945 dan menjadi bagian dari Hak Asasi Manusia. Seperti yang tertulis dalam pasal 28 E
“Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya”,” tegasnya.
Bahkan untuk menjamin hak tersebut, pemerintah pusat membuat Surat Keputusan Bersama (SKB) 2 menteri/Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam dalam memelihara Kerukunan Umat Beragama.
“Namun sayangnya hari ini, masih ada praktik intoleran yang terjadi di kalangan masyarakat khususnya di kota Bekasi. Padahal sebelumnya kota Bekasi mendapatkan penghargaan kota Toleran Kedua se-Indonesia,” tegas Christianto.
Mirisnya kali ini perilaku intoleransi tersebut diduga dilakukan oleh oknum penyelenggara negara atau pejabat ASN di dinas pariwisata dan kebudayaan kota Bekasi.
Dalam video yang beredar, oknum ASN tersebut mempermasalahkan beberapa masyarakat Kristen yang menjalankan ibadah dihari Minggu. Karena dianggap tempatnya tidak memiliki izin, bahkan melontarkan beberapa perkataan tercela.
Dari hal tersebut tentu kami GMNI mengutuk keras perilaku tersebut, dan meminta kepada PJ walikota Raden Gani Muhammad agar menindak tegas oknum tersebut.
“Perilaku tersebut tidak boleh dibiarkan, ingat kebebasan beribadah itu adalah HAM, apapun alasannya kita harus menghargai orang yang sedang menjalankan ibadah. Jangan kita mengedepankan hal yang sifatnya administratif, tapi kita tidak menjalankan hal yang sifatnya subtantif,” tegasnya.
“Melihat sebentar lagi Pilkada, kami juga berpesan untuk pemimpin kota Bekasi kedepan, harus orang yang tidak memiliki catatan buruk atau keterlibatan dalam perilaku intoleran. Siapapun yang terpilih nanti harus merupakan sosok nasionalis, yang berkomitmen merawat keBhinekaan. Serta menjadikan Pancasila sebagai Philosophische grondslag dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.
Redaksi Gerak News
.