Gerak News, Jakarta- Pengarah musik album “Badai Pasti Berlalu” Eros Djarot mengungkapkan cara mendapat inspirasi saat proses kreatif penciptaan lagu-lagu dalam album yang rilis pada tahun 1977 itu.
Eros mengatakan untuk menulis lagu tema pengisi film berjudul sama itu, tidak semata-mata hanya menonton hasil jadi film yang sudah rampung. Dirinya bahkan ikut terlibat selama proses syuting agar memahami lebih dekat curahan emosi dan perasaan yang ditampilkan film tersebut.
“Kalau kita bikin musik itu kan biasanya kita harus liat filmnya dulu, saya justru terlibat dari mereka syuting saya ingin tahu supaya lebih dekat. Karena saya kan dari umur 19 hidup saya di Eropa sehingga individunya berbeda,” kata Eros dalam sebuah gelar wicara di Jakarta Pusat pada Minggu.
Bagi Eros, merasakan langsung perasaan dan interaksi romansa seperti yang diinterpretasikan oleh film “Badai Pasti Berlalu” membuatnya lebih mudah mendapatkan imajinasi untuk menciptakan lagu yang mendukung penyampaian emosi sebuah adegan.
“Pada saat saya menciptakan itu saya bermain dengan imajinasi saya, dengan patokan tidak boleh melebihi emosi yang ada tapi lebih baik saya mentransformasi apa yang saya rasakan. Tentu saya tempelkan ke film dengan harapan musik itu kan justru harus mengentalkan dan menguatkan dramanya atau justru mengurangi,” ujarnya.
Menurut dia, proses kreatif yang hanya terpaku pada visual film tidak akan mengembangkan imajinasi untuk menciptakan lagu.
“Gambar adalah yang mengikat, saya disiplin untuk tidak terlalu menyebar. Tapi untuk mendapatkan rohnya, saya hanya bergantung pada adegan yang saya lihat, mungkin saya terperangkap. Saya tidak mau terperangkap oleh itu,” ujarnya.
Album “Badai Pasti Berlalu” dirilis tahun 1977 yang berisi lagu tema film dengan judul yang sama arahan sutradara Teguh Karya serta dibintangi oleh Christine Hakim, Roy Marten, dan Slamet Rahardjo.
Eros Djarot sebagai pengarah musik, mengajak beberapa penyanyi dan musisi dalam proses produksi album ini antara lain Chrisye, Berlian Hutauruk, Yockie Suryo Prayogo, Keenan Nasution, Debby Nasution, dan Fariz RM.
Pada tahun 2007, majalah Rolling Stone Indonesia menobatkan “Badai Pasti Berlalu” sebagai album Indonesia terbaik sepanjang masa.
Redaksi Gerak News