Gerak News- Sampai sekarang, dugaan bahwa Alexander Raja Makedonia yang Agung seorang gay masih ada. Pasangan gay Alexander adalah Hephaestion, sahabatnya saat mengasingkan diri di Iliria–wilayah di bagian barat Semenanjung Balkan. Sebagian mencatat biografi Hephaestion sebagai “orang tersayang dari semua teman raja dan yang mengetahui semua rahasianya.”
Dr. Salima Ikram dari American University of Cairo mengatakan bahwa Hephaestion sebenarnya bukan sekadar teman yang disayangi, tapi mungkin cinta terbesar Alexander. Menurut Profesor Lloyd Llewellyn-Jones dari Universitas Cardiff di Wales, hubungan sesama jenis merupakan hal yang lumrah di seluruh dunia Yunani.
Selain Hephaestion, Alexander muda juga punya teman pria lain yang sangat dekat, yaitu Ptolemeus. Baik Hephaestion maupun Ptolemeus kelak menjadi dua jenderal andalan bagi Alexander. Ptolemeus malah diberi hadiah menjadi penguasa Mesir.
Serial dokumenter Netflix dengan judul Alexander: The Making of God, merupakan serial yang bagus untuk menggambarkan perjalanan Alexander sejak mengasingkan diri di Iliria; di usia 20 tahun saat mendeklarasikan sebagai Raja menggantikan ayahnya, Raja Filipus II; segera menuduh Persia di balik pembunuhan ayahnya; serta obsesi mengalahkan Raja Darius dari Persia.
Kekalahan Darius saat itu adalah menganggap remeh anak muda yang baru jadi raja di usia 20 tahun. Namun Alexander kemudian membuktikan diri sebagai raja di raja yang menguasi Yunani hingga ke India dalam waktu 6 tahun. Darius sendiri kalah dengan memalukan dan menjadi raja terakhir dari Dinasti Akhemiyah.
(Yayan Sopiani)