Gerak News, Jakarta- Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mewaspadai upaya para pihak yang ingin membuat Muktamar PKB tandingan.
Hal tersebut disampaikan Cak Imin saat ditanya terkait Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta membahas konflik PKB-PBNU.
Cak Imin menegaskan muktamar PKB yang akan datang hanya akan digelar di Bali pada 24-25 Agustus mendatang.
Ia meminta pihak kepolisian tak mentolerir dan langsung membubarkan jika ada forum yang mengklaim menjadi muktamar PKB tandingan.
“Kalau ada orang yang atas namakan Muktamar PKB, liar. Saya minta Kapolri tegas untuk membubarkan demi berlangsungnya UU Parpol,” kata Cak Imin di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (15/8).
Cak Imin menegaskan forum muktamar PKB tandingan adalah suatu hal yang melanggar hukum. Ia merujuk pada Undang-undang Parpol yang melindungi kedaulatan partai politik.
“Kalau ada yang atas namakan PKB, jangan salahkan kalau kami bubarkan,” ujarnya.
Sebelumnya, Yahya mengakui pertemuan dengan Jokowi itu turut membahas konflik PKB-PBNU. Namun, kata dia, pembahasan itu karena Jokowi bertanya di sela-sela pembahasan tentang kerjasama PBNU dengan Pemerintah.
“Ya tadi disinggung sedikit beliau bertanya lah ya, ini ada apa, dan kami jelaskan. Kami jelaskan semuanya dan beliau bisa memahami, menerima dengan baik,” kata Yahya saat ditemui di Istana Kepresidenan.
Yahya menghadap Jokowi didampingi Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar dan Wakil Rais Aam PBNU Anwar Iskandar.
Kedatangan tiga kiai NU itu ke istana di tengah-tengah konflik PKB dengan PBNU. Dua pihak itu adu mulut dan saling melaporkan di ranah hukum.
Di sisi lain PKB akan menggelar Muktamar pada 24-25 Agustus di Bali. Salah satu agenda Muktamar adalah memilih ketua umum periode selanjutnya.
Redaksi Gerak News