Gerak News, Dhaka- Ratusan ribu umat Hindu turun ke jalan di Bangladesh untuk memprotes serangan yang sedang berlangsung terhadap komunitas tersebut setelah Sheikh Hasina mengundurkan diri sebagai perdana menteri (PM) dan melarikan diri ke India.
Ibu kota Bangladesh, Dhaka, dan Chittagong, kota terbesar kedua di negara itu, menyaksikan ratusan ribu orang menghadiri unjuk rasa besar-besaran tersebut.
Anggota komunitas minoritas tersebut telah menghadapi lebih dari 205 insiden serangan di 52 distrik sejak jatuhnya pemerintahan yang dipimpin Hasina pada 5 Agustus.
Ratusan umat Hindu dilaporkan telah terluka dalam serangan terhadap rumah dan bisnis mereka.
Beberapa kuil Hindu juga telah dirusak dan setidaknya dua pemimpin Hindu yang berafiliasi dengan partai Liga Awami milik Hasina sejauh ini telah terbunuh dalam kekerasan tersebut.
Ribuan umat Hindu Bangladesh juga telah mencoba melarikan diri ke negara tetangga; India, untuk menghindari kekerasan.
Menuntut pengadilan khusus untuk mempercepat persidangan mereka yang menganiaya kaum minoritas, alokasi 10 persen kursi Parlemen untuk kaum minoritas, dan pemberlakuan undang-undang perlindungan minoritas di antara yang lainnya, demonstrasi demonstran Hindu memblokir lalu lintas selama lebih dari tiga jam di Shahbagh di bagian tengah Dhaka.
Ribuan demonstran Muslim, termasuk mahasiswa, juga bergabung dengan mereka untuk menyatakan solidaritas atas perjuangan kaum minoritas.
Di Chittagong, pertemuan besar diadakan di Lapangan Cheragi Pahar yang bersejarah.
Pemimpin sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, pada hari Sabtu mengutuk serangan terhadap komunitas minoritas di negara yang dilanda kekerasan itu, menyebutnya sebagai “tindakan keji”.
Yunus, seorang peraih Nobel, juga mendesak para mahasiswa, yang berada di garis depan protes, untuk melindungi semua keluarga Hindu, Kristen, dan Buddha dari bahaya.
“Bukankah mereka rakyat negeri ini? Kalian telah mampu menyelamatkan negeri ini; tidak bisakah kalian menyelamatkan beberapa keluarga?”kata Yunus.
“Kalian harus berkata ‘tidak seorang pun dapat menyakiti mereka. Mereka adalah saudara-saudaraku’, kita berjuang bersama, dan kita akan tetap bersama,” papar pemimpin berusia 84 tahun itu, menggarisbawahi perlunya persatuan nasional.
Redaksi Gerak News