Gerak News, Jakarta- Adalah Eli Cohen, seorang kasir di sebuah minimarket di Tel Aviv. Ia keluarga pas-pasan bersama istri tercinta Nadia Cohen. Sampai suatu waktu ia melamar menjadi agen Zionis, dan bertemu dengan Dan dan Jacob. Ia dilatih selama 6 bulan menjadi mata-mata Israel. Dan film The Spy ini diangkat dari kisah nyata.
Setelah 6 bulan, Eli kemudian ditugaskan di Argentina, suatu negara di Amerika Latin yang menjadi persinggahan atau pertemuan orang-orang Arab. Eli berpura-pura menjadi imigran Suriah, dengan nama Kamil Amin Tsabit. Kamil menjadi pengusaha ekspor-impor yang ternama sehingga mudah berkomunikasi dan bergaul dengan orang-orang Suriah, termasuk Jenderal Amin Hafidz.
Kamil kemudian pindah ke Suriah dengan alasan nasionalisme dan ingin membangun negara asal-usul. Di Suriah, ia bertemu dengan Muhammad bin Laden, pengusaha konstruksi Arab, dan berjumpa dengan Michael Aflaq, pemikir utama Partai Ba’ats dengan ideologi yang ingin mempersatukan bangsa-bangsa Arab. Dikenal sebagai pengusaha, Kamil bisa masuk ke Markas Pertahanan Suriah, terutama wilayah Shalal di perbukitan Gholan. Ia pun memberikan ide agar basis pertahanan itu ditanami eukaliptus. Padahal ide Kamil itu agar pasukan Israel mudah membom.
Kamil pun dianggap berjasa atas pencapaian Jenderal Amin menjadi Presiden Suriah. Ia kemudian akan diangkat menjadi Wakil Menteri Pertahanan. Sebelum resmi dilantik, topeng Kamil terbongkar sebagai mata-mata Zionis. Ia kemudian dihukum gantung.
Kamil atau Eli dianggap Pahlawan oleh Zionis Israel sebab berhasil membongkar titik-titik pasukan Suriah. Hingga dalam Perang Enam Hari, 5-10 Juni 1967, Zionis berhasil menguasai semenajung Sinai dan Selat Tiran. Bagi bangsa Arab, terutama Suriah, Mesir, Yordan dan Libanon, ini merupakan musibah terbesar di abad modern.
(Yayan Sopiani)