Gerak News, Medan- DPC GMNI Medan sangat menyayangkan tercatutnya nama GMNI dalam permasalahan hukum pelaku dugaan tindak pidana pemerasan yang terjerat dalam OTT yang berlokasi di salah satu caffe di Jl. Sei Silau, PB Selayang I Medan Selayang pada malam 4 Agustus 2024.
Dalam keterangan persnya, Rama selaku Ketua DPC GMNI Medan mengaku terkejut ada pihak yang diduga mengatasnamakan GMNI melakukan tindakan tersebut.
“Terus terang, kami merasa terkejut mendapatkan informasi ini. Secara organisasi kami tidak ada perintahkan kader untuk peras pejabat pemerintah khususnya Pemko Medan pasca sampaikan kritik terhadap kebijakan yang tidak pro rakyat atau merugikan negara. Jika pun sah terbukti secara hukum, kami meyakini tindakan tersebut hanyalah inisiatif oknum semata,” ungkap Rama.
Di tengah derasnya tuduhan yang disematkan kepada GMNI dan organisasi mahasiswa lainnya atas peristiwa OTT, Rama dengan tegas menyatakan GMNI Medan dibawah kepemimpinan Imanuel Cahyadi tertib organisasi, tertib ideologi dan tertib kaderisasi dalam melaksanakan agenda perjuangan.
Kendati demikian, pihaknya akan mencoba mencerna permasalahan ini secara jernih dan objektif.
“Jika pun ada terduga oknum yang mengatasnamakan Ketua GMNI, berinisial AS, jika pun benar seperti yang diberitakan demikian kami meyakini beliau dibawah komando kelompok Arjuna – Dendi, Bukan dari unsur kami. Sehingga sangat disayangkan Oknum tersebut mencederai nama organisasi yang telah berdiri selama 70 tahun, dan bikin malu nama organisasi”, tegasnya.
” Untuk selanjutnya, kami akan coba mencermati permasalahan ini secara jernih dan objektif, sekalipun ini oknum yang namanya sudah beredar berbeda dengan kami. Langkah yang akan kami lakukan itu pertama, kami akan menunggu keterangan resmi pihak Polrestabes Medan. Kedua, kami akan evaluasi persoalan yang ada dengan memperkuat konsolidasi di internal GMNI dan menyikapi terkait langkah organisasi apa yang perlu ditempuh. Ketiga, kami akan berupaya bertemu korban dan mencoba mendengarkan permasalahan yang sebenarnya terjadi,” lanjut Rama.
Rama menyatakan GMNI sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang tertua dan terbesar dalam sejarah panjang berdirinya Republik tidak henti dihantam badai dalam eksistensi perjuangannya.
Dalam keterangan penutup, Rama mengungkapkan pihaknya juga sedang mencium adanya skema proxy politik pilkada yang dirancang oleh pihak-pihak tertentu untuk melemahkan daya juang GMNI dalam konsolidasi demokrasi Pilkada 2024.
“Saat ini kami juga sedang menganalisa, jangan-jangan ada skema proxy politik Pilkada yang sedang dimainkan. Untuk itu, demi memastikan bahwa ini set politik apa tidak, kami akan konsolidasi dan mendorong agar terbentuknya TPF (Tim Pencari Fakta). Semoga Kapolda, Kapolresta, Pemko Medan dan unsur lain tidak keberatan”, tutup Rama.
Redaksi Gerak News