Gerak News, Jakarta- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla menilai kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia yang telah direncanakan pada September mendatang menandakan adanya toleransi dan moderasi beragama yang kian membaik di negara ini.
Gus Ulil, sapaan akrabnya dalam sebuah seminar yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa, menilai adanya kunjungan ini bukan sebuah hal yang bisa terjadi secara tiba-tiba, sebagaimana yang dialami tokoh ulama PBNU sekaligus Mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang dahulu pernah mendapat kecaman dari kalangan kiai akibat menghadiri undangan ceramah di salah satu seminari di Malang, Jawa Timur.
“Kalau kita sadari, kita akan tersadar ternyata kunjungan Paus ini bukan ujug-ujug tiba, melainkan melalui proses panjang dan perjuangan yang panjang, yang intinya semua orang sekarang sudah bisa menerima itu,” katanya.
Ulil juga menyebut kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia terjadi di waktu yang tepat, sebab, terjadi tidak lama setelah kunjungan Grand Syekh Al-Azhar Mesir Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb ke Indonesia.
Ia menyebut momentum ini menjadi sorotan dunia, karena dua pimpinan umat terbesar di muka bumi ini datang ke sebuah negara yang sama dalam waktu yang berdekatan.
“Ini sesuatu yang koinsidensi atau kebetulan yang sangat luar biasa, dengan kunjungan yang hampir bersamaan, dan kebetulan Grand Syekh dan Paus juga pada 2019 telah menandatangani dokumen bersejarah tentang persaudaraan kemanusiaan untuk perdamaian dunia,” ungkapnya.
Gus Ulil menilai kehadiran Paus Fransiskus yang salah satu tujuannya untuk melakukan dialog antarumat beragama di Masjid Istiqlal, Jakarta merupakan angin segar yang berhembus bagi seluruh umat beragama di Indonesia, tidak hanya Islam dan Katolik.
Kunjungan ini, tegas dia, juga menandai urgensi dialog antarumat beragama untuk dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dan toleran.
“Selamat datang Paus Fransiskus, kami warga NU dan Nahdliyin menyambut kehadiran anda dengan penuh kegembiraan,” ucap Ulil Abshar Abdalla.
Redaksi Gerak News