Gerak News, Jakarta- Badan Geologi, Kementerian ESDM menemukan potensi hidrogen alami di Sulawesi Tengah berdasarkan survei awal. Badan Geologi pada 2023 melakukan survei pendahuluan di daerah One Pute Jaya, Kabupaten Morowali dan Tanjung Api, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah untuk mengidentifikasi adanya potensi hidrogen alami.
Hasil survei tersebut tidak hanya mengejutkan, tetapi juga membawa kabar baik bagi masa depan energi bersih.
“Tidak seorangpun yang menyangka bahwa api abadi Tanjung Api yang telah dicatat oleh Belanda pada tahun 1869 (sebelumnya dinamai “Kaap Api”) dan lokasi pemandian air panas yang biasa dikunjungi untuk berwisata ini menyimpan bukti kemunculan hidrogen alami di permukaan,” kata Kepala Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Edy Slameto dari laman Kementerian ESDM, Selasa (25/6/2024).
Menurut Edy, api abadi di Tanjung Api dan mata air panas di daerah One Pute memang terbukti mengandung gas hidrogen alami, sebesar +- 20-35 % dan +- 8,5%. Gelembung-gelembung gas yang muncul di bawah permukaan laut maupun kolam mata air adalah gas hidrogen yang berasal dari proses serpentinisasi yang terjadi di bawah permukaan bumi.
“Diperkirakan, munculnya gas hidrogen ini berhubungan dengan adanya Patahan Balantak dan Patahan Matano, yang menjadi jalur migrasi gas ke permukaan. Fenomena inilah yang menyebabkan gas hidrogen keluar di Tanjung Api dan muncul bersama mata air panas One Pute,” jelas Edy.
Keberadaan hidrogen alami ini bisa menjadi tonggak dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Potensi sumber hidrogen alami di Indonesia cukup besar, karena selain terbentuk oleh proses serpentinisasi, hidrogen alami juga dapat terbentuk akibat proses radiolisis pada batuan mengandung unsur radioaktif, kematangan tinggi pada bahan organik (overmature) dan magma degassing pada lapangan panas bumi.
Penyelidikan ini diharapkan berkembang dan mampu memberikan manfaat besar dalam mendukung program Net Zero Emission yang telah dicanangkan Indonesia pada 2060.
Lebih lanjut dijelaskan, bahan bakar hidrogen adalah bahan bakar revolusioner yang saat ini menjadi perhatian global karena potensinya untuk menyediakan sumber energi bersih tanpa menghasilkan emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan. Namun, produksi hidrogen konvensional sering kali mahal dan memerlukan konsumsi energi yang besar. Selain dari proses manufaktur, ternyata hidrogen juga dapat terbentuk secara alami oleh proses geologi.
“Selama ini, hidrogen alami dianggap tidak dapat terakumulasi di alam, akan tetapi temuan akumulasi hidrogen alami di Bourekebogou, Mali, mematahkan asumsi tersebut. Hal ini mendorong perlombaan untuk menemukan hidrogen yang terakumulasi secara geologis di berbagai belahan dunia,” ungkapnya.
Redaksi Gerak News