Gerak News, Jakarta- Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) membenarkan jika banyak proyek pembangunan fasilitas pemurnian atau smelter bauksit yang mandek. Menurutnya hal ini karena masalah keuangan yang dihadapi perusahaan.
“Masalahnya masih sama, soal keuangan,” kata Pelaksana Harian Ketua Umum AP3BI Ronald Sulistyanto pada Senin (24/6).
Ronald menambahkan bahwa ia belum bisa memastikan kapan pembangunan smelter ini akan berlanjut, sebelum masalah keuangan bisa diatasi. “Selain itu juga masih memerlukan kesungguhan investor untuk melakukan pembangunan smelter,” ujarnya.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif mengatakan Menteri ESDM Arifin Tasrif telah memerintahkan berbagai pihak untuk mengawasi langsung proyek smelter bauksit di lapangan.
Dari tujuh smelter bauksit yang dalam proses pembangunan, Irwandy menyebut hanya ada satu yang progresnya menjanjikan. “Ada satu smelter bauksit punya antam, progresnya bagus,” kata Irwandy saat ditemui di Kementerian ESDM pada Jumat (24/6).
Senada dengan Ronald, Irwandy juga menyebut bahwa lambannya progres pembangunan smelter disebabkan oleh masalah keuangan. Irwandy menyebut, jika pembangunan ingin berjalan maka perusahaan harus berusaha mencari investor atau mengusahakan pendanaan dari uang perusahaan ataupun pencarian partner.
“Pemerintah pasti mendorong jika itu memungkinkan. Begitu juga dengan bank-bank akan turut membantu jika memungkinkan,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa ada investor yang berbohong terkait kemajuan atau progres proyek pembangunan smelter bauksit. Secara garis besar, Arifin menyebut progres pembangunan fasilitas pemurnian atau smelter bauksit di Indonesia masih jauh dari kata siap.
“Selama ini kita dibohongi saja. Katanya sudah sekian persen pembangunannya, namun ternyata hanya lapangan bola dan pos hansip saja,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Gedung DPR RI pada Rabu (19/6).
Kendati demikian, Arifin mengatakan ada smelter milik PT Bintan Alumina yang pembangunannya cukup signifikan. “Ini akan kami lihat dan ditinjau nanti pada minggu kedua Juli mendatang,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan pada akhir tahun ini Indonesia telah memiliki 16 fasilitas pemurnian mineral atau smelter terintegrasi, dengan total investasi mencapai US$ 11,6 miliar atau lebih dari Rp 182 triliun.
Kementerian ESDM menyebut bahwa pengembangan smelter di industri mineral ini terbagi menjadi empat kategori sektor yakni nikel, bauksit, besi, tembaga, emas dan perak, serta timah.
Adapun 16 smelter terintegrasi yang ditargetkan terdiri dari 7 untuk komoditas nikel dengan total investasi US$ 2,68 miliar, lalu 7 smelter bauksit dengan total investasi US$ 5,85 miliar, 1 smelter besi senilai US$ 51,5 juta, dan 1 smelter tembaga US$ 3,08 miliar.
Redaksi Gerak News