Gerak News, Jakarta- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa mayoritas proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit mengalami kendala dan belum menunjukkan perkembangan signifikan.
Irwandy Arif, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, menyatakan bahwa dari 12 smelter yang direncanakan, baru empat yang telah beroperasi.
“Dari delapan yang belum beroperasi, tujuh di antaranya kemajuannya masih sangat lambat,” kata Irwandy saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (21/6/2024).
Pemerintah telah menerapkan larangan ekspor bijih bauksit sejak 10 Juni 2023 sebagai respons atas lambatnya perkembangan pembangunan smelter tersebut.
Irwandy menjelaskan bahwa para pengembang smelter yang tertunda sebelumnya berjanji untuk menyelesaikan pembangunan setelah diberikan izin ekspor bauksit. Namun, hingga kini, banyak proyek yang masih belum menunjukkan progres yang diharapkan.
“Ketika dicek hingga 2023, banyak yang belum ada perkembangan. Oleh karena itu, larangan ekspor diberlakukan. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah mereka memiliki dana untuk melanjutkan pembangunan?” tambah Irwandy.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menekankan pentingnya mencari investor yang benar-benar serius dalam membangun smelter bauksit.
“Kami perlu memastikan bahwa ada investor baru yang berkomitmen untuk membangun smelter baru. Selama ini, banyak yang hanya memberikan janji tanpa realisasi, misalnya mengklaim sudah mencapai sekian persen padahal masih berupa lapangan kosong atau hanya pos keamanan,” ungkap Arifin saat ditemui di Kompleks Parlemen, Rabu (19/6/2024).
Meski sebagian besar pembangunan smelter bauksit belum menunjukkan kemajuan yang signifikan, Arifin menyebutkan bahwa ada beberapa proyek yang tetap berjalan sesuai rencana. Salah satu contoh adalah proyek smelter milik PT Bintan Alumina Indonesia, yang telah melaporkan kemajuan signifikan dalam pembangunan fasilitasnya.
“Proyek Alumina Bintan menunjukkan perkembangan yang positif. Kami akan meninjau langsung proyek ini pada minggu kedua Juli,” ujar Arifin.
Ini mencerminkan upaya pemerintah untuk memastikan bahwa pengembangan industri smelter di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta pengolahan sumber daya alam dalam negeri.
Redaksi Gerak News