Gerak News, Jakarta- Perusahaan holding pertambangan negara, MIND ID, mengatakan kampanye dirty nickel atau nikel kotor yang ditujukan ke Indonesia merupakan salah satu dampak dari keberhasilan pertambangan negara ini.
“Negara lain merasa terancam, maka mereka mengusung kampanye negatif bagi produk pertambangan kita,” kata Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso dalam acara MINDialogue di Jakarta pada Kamis (21/6).
Tujuan kampanye negatif itu adalah agar produk nikel Indonesia tidak kompetitif.
Dalam konteks geopolitik, Indonesia juga dihadapkan dengan masalah gugatan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait larangan ekspor nikel mentah.
“Ini harus dihadapi, kita harus bisa berkiprah di pasar global,” ujarnya.
Untuk menyikapi kondisi tersebut, Indonesia harus mengambil kebijakan politik luar negeri non-blok. “Artinya, jangan sampai lebih berat partisan kepentingan timur, barat, ataupun Cina. Tetapi tetap membuka kerja sama dengan mitra yang bisa memberikan win-win solution,” ucap Hendi.
Kampanye dirty nickel mulai muncul pada 2021 silam. Berbagai pihak global mengatakan penambangan nikel Indonesia belum ramah lingkungan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pernah menanggapi kampanye ini.
Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM saat itu, Ridwan Djamaluddin, mengatakan pemerintah sudah mengatur agar kegiatan pertambangan menerapkan konsep berkelanjutan. Namun, dia mengakui saat ini tekanan dari dunia internasional terhadap komoditas nikel Indonesia terus berdatangan.
Redaksi Gerak News