Gerak News, Jakarta- Pemerintah menargetkan agar Blok Masela dapat berproduksi mulai Januari 2030. Lapangan Abadi, Blok Masela sebelumnya ditarget operasi di 2027 namun terpaksa mundur karena ada masalah dengan Shell yang mundur dari proyek tersebut.
“Tetap kita targetnya (produksi Blok Masela) 1 Januari 2030,” tegas Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Gedung DPR, Rabu (19/6/2024).
Mundurnya Shell dari partisipasi di Blok Masela membuat banyak waktu persiapan produksi terbuang dalam proses pengalihan partisipasi yang ditinggal Shell.
Kini pihak yang menggantikan Shell adalah Pertamina dan Petronas yang akan bekerja sama dengan Inpex dari Jepang.
“Masalah mundurnya kan karena apa, offshore, onshore, satu. Kemudian udah selesai itu mundurnya disebabkan ini lagi Shell mundur. Kemudian proses untuk pengalihan saham Shell itu butuh waktu kan,” papar Arifin.
Di sisi lain, sebelumnya Arifin sempat menjabarkan beberapa lapangan migas yang akan beroperasi di Indonesia hingga 2030 sebagai tambahan produksi migas. Blok Masela salah satunya dengan target di 2030.
Selain Masela, dia menjabarkan ada Lapangan Ande-ande Lumut di Blok Northwest Natuna, Kepulauan Riau yang akan produksi di kuartal 1 tahun 2028.
Kemudian sumur Singa Laut dan Kuda Laut di Blok Tuna juga akan mulai produksi di 2026. Kemudian, Sumur Hidayah di perairan Madura, Jawa Timur akan produksi awal 2030. Blok Migas Masela, Maluku juga akan beroperasi mulai 2030.
“Kemudian ada sumber gas Asap Kido Merah akan onstream kuartal IV 2025 di Papua, dan Gang North yang akan onstream 2027 untuk gas bumi di Selat Makassar,” pungkas Arifin.
Redaksi Gerak News