Gerak News, Jakarta- Jumlah pengungsi internal Sudan akibat perang saudara telah mencapai lebih dari 10 juta jiwa.
Seperempat populasi negaranya itu telah meninggalkan rumah mereka. Hal tersebut dikatakan badan migrasi PBB kepada The Associated Press pada Senin (10/6).
Menurut Juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi, Mohammedali Abunajela, lebih dari 2 juta lainnya telah diusir ke luar negeri. Sebagian besar diungsikan ke negara tetangga Chad, Sudan Selatan, dan Mesir,
IOM mengatakan, pengungsi internal itu termasuk 2,8 juta orang yang meninggalkan rumah mereka sebelum perang ini dimulai.
“Bayangkan sebuah kota seukuran London menjadi pengungsi. Memang seperti itu, namun hal ini terjadi dengan ancaman baku tembak yang terus-menerus, disertai kelaparan, penyakit, dan kekerasan brutal berbasis etnis dan gender,” kata Direktur Jenderal IOM, Amy Pope, seperti dikutip dari AP.
Konflik di Sudan dimulai pada April 2023. Ketegangan berdarah itu melibatkan Militer Sudan melawan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).
Awalnya perang saudara terpusat di ibu kota Khartoum. Akan tetapi, kini perang saudara meluas ke wilayah lain di negara Afrika itu.
Perang tersebut telah menghancurkan Sudan, menewaskan lebih dari 14 ribu orang dan melukai ribuan lainnya. Tragedi ini juga mendorong warga Sudan ke ambang kelaparan.
Mei lalu, badan pangan PBB memperingatkan pihak-pihak yang bertikai bahwa ada risiko serius kelaparan dan kematian yang meluas di wilayah barat Darfur dan tempat lain di Sudan, jika mereka tidak mengizinkan bantuan kemanusiaan.
Pope menyerukan tanggapan dari komunitas internasional. Ia juga mengatakan, kurang dari seperlima dana yang diminta IOM untuk tanggapan tersebut telah disalurkan.
Jika digabungkan antara jumlah pengungsi dan pengungsi internal, sedikitnya seperempat dari 47 juta penduduk Sudan telah mengungsi.
Redaksi Gerak News