Gerak News, Jakarta- Aturan penyensoran oleh Lembaga Sensor Film (LSF) nyatanya tidak menghalau produktivitas pembuat film.
Terbukti dari data sepanjang 2023, terdapat 41.491 judul film dan iklan film dinyatakan lulus sensor oleh Lembaga Sensor Film (LSF), menurut Ketua Komisi I LSF bidang Penyensoran, Dialog, Komunikasi dan Data, Nasrullah.
Pada konferensi pers di Senayan, Jakarta, Senin, Nasrullah memaparkan proporsi karya buatan luar negeri hanya 37,64 persen atau 15.616 judul, sedangkan 62,36 persen atau 25.875 judul di antaranya merupakan karya buatan dalam negeri.
“41.000 judul, itu yang dalam negeri lebih banyak dan 100 persen lulus sensor. Kemudian LSF juga mendapat tambahan lagi 491 judul film produksi kampus-kampus fakultas film, di mana mahasiswanya disarankan oleh kampus untuk membuat film yang lulus sensor LSF,” kata Nasrullah.
Adapun peruntukan film yang dilayani penyensorannya oleh LSF didominasi tayangan televisi sebesar 89,32 persen atau 37.058 judul. Porsi peruntukan film untuk tayang di layar lebar hanya sebesar 2,97 persen atau 1.233 judul.
Jaringan teknologi informatika atau over the top (OTT) menempati porsi ketiga terbesar yakni sebesar 2,13 persen atau 883 judul.
Film lulus sensor LSF paling banyak memiliki klasifikasi tontonan anak usia 13 tahun ke atas sebesar 56,63 persen atau 23.497 judul. Posisi kedua ditempati oleh klasifikasi tontonan remaja usia 17 tahun ke atas sebesar 24,85 persen atau 10.313 judul.
Disusul klasifikasi tontonan semua umur (SU) sebesar 17,81 persen atau 7.389 judul dan penonton dewasa 21 tahun ke atas paling sedikit, sebesar 0,70 persen atau 292 judul.
Redaksi Gerak News