Gerak News, Jakarta- Masyarakat umum dibatasi untuk masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini dimulai sejak ditutupnya kunjungan ke Area Titik Nol Nusantara pada 27 Maret 2024. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjelaskan kebijakan itu diambil.
Kepala Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis H. Sumadilaga, mengatakan pembatasan dilakukan karena proyek konstruksi yang sedang berjalan. Pemerintah ingin menghindari terjadinya insiden kecelakaan antara pengunjung dengan kendaraan konstruksi di ibu kota baru.
“Jadi gini, bayangkan di sana ada 20 ribu pekerja, ada sekian ribu alat-alat. Kalau masyarakat datang berkunjung dalam rangka ‘jalan-jalan’ saya senang tapi takut ada yang kesenggol truk, ataupun terganggu. Jadi kata kuncinya safety concern keselamatan, umum secara prinsip tidak dibatasi,” kata Danis di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (31/5/2024).
Danis kemudian menjelaskan bahwa kebijakan pembatasan kunjungan juga tidak hanya berlaku buat masyarakat umum, tetapi juga untuk instansi pemerintahan dan lembaga. Saat ini, Danis menuturkan bahwa jumlah peserta agenda kedinasan juga dibatasi. Jumlahnya berkisar di angka puluhan orang saja yang bisa masuk ke IKN.
Ia menuturkan pembatasan dibagi berdasarkan jumlah peserta kunjungan dan durasi aktivitas acara kedinasan di IKN.
“Untuk kedinasan tetap jadi jumlahnya jangan sekaligus berbondong-bondong. Kuncinya safety concern, diatur, semisal ada 40 orang. Ini sejam, ini berapa. Soalnya mau ada yang 200 orang, yang ada raker, saya takut mereka ada apa-apa di sana,” kata Danis.
Danis mengatakan PUPR pada prinsipnya tidak ingin menghalangi hak masyarakat untuk melihat ibu kota baru. Namun, pihaknya turut mempertimbangkan aspek keselamatan. Hal ini mengingat berbagai kendaraan proyek besar bolak-balik melintasi IKN membawa material dan mengerjakan berbagai proyek yang sedang digenjot oleh pemerintah.
“Karena sibuk pekerjaan pengaturan lalu lintas berubah tiap hari. Gak kebayang (semisal terjadi insiden kecelakaan),” pungkasnya.
Redaksi Gerak News