Gerak News, Jakarta- Dewan Kesenian Ponorogo secara tegas menolak adanya penyebutan Monumen Reog sebagai berhala oleh pihak tertentu.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Kesenian Ponorogo, Wisnu Hadi Prayitno.
“Jelas kita menolak tegas reog disamakan dengan berhala,” tegasnya, Rabu (29/5/2024).
Menurutnya, Monumen Reog sudah jelas adalah wujud produk kebudayaan yang sudah diwariskan dari nenek moyang. Maka perlu disyukuri karena Reog masih terus dilestarikan hingga di zaman modern seperti saat ini.
“Di masa sekarang seharusnya kita bersyukur dengan keberadaan teknologi, Reog bagian dari penciptaan teknologi orang-orang pendahulu kita. Kita seharusnya bisa belajar banyak hal. Baik dari sisi visual, filosofi juga,” jelas pegiat seni itu.
Dikatakan Wisnu, pihak yang asal menyebut Monumen Reog sebagai berhala seharusnya bisa membedakan mana yang berhala mana yang bukan.
“Maka kalau ada yang bilang berhala, nggak usah ngomong tentang Monumen Reog. Kalau kerikil mau dijadikan berhala ya jadi berhala. Agar kita bisa membedakan mana yang berhala mana yang tidak, mana produk agama, mana produk budaya, atau politik,” ujar Wisnu.
Pihaknya pun justru ingin mengajak diskusi kepada pihak-pihak tertentu yang menyebut Monumen Reog tersebut sebagai berhala.
“Kalau mereka tidak tahu, kami kasih tahu. Ayo diskusi, ini lho yang bener. Kami sangat terbuka lebar. Kita ingin Ponorogo berbenah lebih maju. Ini juga bagian dari proker kami untuk membenahi SDM,” ajaknya.
Dengan adanya pembangunan Monumen Reog itu, menurut Wisnu bisa menumbuhkan perekonomian dan wisata di Ponorogo.
“Dewan Kesenian mendukung penuh monumen, karena senafas dengan kami. Monumen itu nanti menjadi sebuah Museum Peradaban di mana literasi sumber daya akan terkumpul di situ dan anak cucu kami bisa belajar,” pungkasnya.
Redaksi Gerak News