Gerak News, Jakarta- Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Achmad Nurwahid menyatakan kemajuan teknologi dan informasi tidak hanya membawa dampak positif dalam kehidupan masyarakat.
Ada hal yang perlu diwaspadai, yakni ancaman aktivitas terorisme untuk menyebarkan paham radikalisme.
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Achmad Nurwahid mengemukakan, data yang dikantonginya menyebutkan sebagian besar terorisme akibat pengaruh internet.
“Di dunia maya dibilang keterpaparan terorisme saat ini hampir 80 persen, karena dunia maya,” kata Achmad Nurwahid dalam sebuah diskusi publik di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Ia menduga, kondisi tersebut diperpararah dengan masuknya ideologi di era digital yang sangat massif. Karenanya, perlu penanganan dan pengawasan ketat dari paham menyimpang.
“Sehingga perlu diputus, kita harus propaganda, kaderisasi yang ada. Kita putus donasi atau logistik atau pembiayaan terorisme,” ucap Achmad.
Ia menegaskan, radikalisme maupun paham yang menyesatkan tidak ada kaitannya dengan agama tertentu. Namun, kerap kali stigamanya ditempelkan pada suatu keyakinan.
“Apakah radikalisme itu terkait agama? saya tegaskan radikalisme, estremisme tidak ada kaitannya dengan agama. Tapi dengan oknum umat beragama. biasanya menunggani agama di suatu wilayah,” ujar Achmad.
Pemerintah telah memiliki program deradikalisasi, yang merupakan suatu proses terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan dilaksanakan untuk menghilangkan atau mengurangi dan membalikkan pemahaman radikal terorisme yang telah terjadi.
Redaksi Gerak News
Diblokir saja situs internet nya