Gerak News, Jakarta- Pendakwah Digital, sekaligus peneliti el-Bukhari Institute, Ustaz Ahong memberikan tanggapan terkait berita viral tentang 44 biksu Thudong yang disambut masyarakat di Masjid Baiturrohmah, Bengkal, Temanggung, Minggu (19/5).
Para biksu itu mampir istirahat dalam perjalanan menuju Candi Borobudur.
Lebih lanjut, Ustaz Ahong mengapresiasi toleransi dan keramahan masyarakat Temanggung dalam menyambut para 44 orang biksu Thudong tersebut. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai pluralisme dan saling menghormati antarumat beragama.
“Para Biksu berisitirahat di masjid, dan diterima sebagai tamu. Sebagai tuan rumah, takmir setempat menjamunya dengan baik. Ini teladan toleransi yang sangat baik, ” kata ustaz Ahong, sebagaimana dikutip dari akun X @Ustadz_Ahong, baru-baru ini.
Menurut Ustaz Ahong, peristiwa ini mengingatkan kita pada kisah Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang mempersilakan utusan Nasrani Najran untuk beribadah di masjid.
Ustaz Ahong mengutip riwayat yang dicatat oleh Ibn Ishāq, Ibn Jarīr, dan al-Baihaqi, yang menceritakan bagaimana Kanjeng Nabi dengan penuh toleransi mempersilakan utusan Nasrani tersebut untuk beribadah di masjid sesuai dengan keyakinan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang penuh kedamaian dan menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama.
“Ibn Rajab al-Hanbali di antara ulama yang mensahihkan riwayat ini. Bahkan riwayat ini dikutip juga oleh Dārul Iftā al-Mishriyyah,” tambahnya.
Ustaz Ahong menegaskan bahwa Islam merupakan agama yang rahmatan lil ‘alamin, agama yang penuh kedamaian dan kasih sayang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kisah toleransi dan penghargaan terhadap agama lain dalam sejarah Islam.
Ia pun mengajak umat Islam untuk terus menjaga persaudaraan dan toleransi antar umat beragama, serta mencontohkan akhlak mulia Rasulullah SAW dalam pergaulan dengan non-Muslim.
Lebih dari itu, pendakwah digital yang menerima penghargaan dari Ma’arif Award 2020 ini juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Ia mengatakan bahwa toleransi adalah kunci untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Marilah kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa ini dengan saling menghormati perbedaan,” Ustaz Ahong menyerukan.
“Kita harus bersatu padu dalam membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan sejahtera,” tutupnya.
Redaksi Gerak News