Gerak News, Jakarta- Pendakwah Habib Husein Ja’far Al Hadar menegaskan para santri yang telah lulus dari pesantren, harus mendakwahkan Islam yang rahmatan lil alamin pada sekitarnya, bukan menyebarkan kebencian dan intoleransi kepada umat beragama lain.
Ia pun berpesan agar umat Muslim mampu menjaga adab dengan berkelakuan baik, salah satunya dengan menjaga nilai toleransi terhadap orang beragama lain.
Hal itu dia ucapkan di hadapan para santri Pondok Pesantren Darussalam, Banyuwangi, dalam kegiatan Sekolah Damai dengan tema “Pelajar Cerdas Cinta Damai” yang digelar pada Kamis (16/5).
“Ciri penganut Islam menurut Nabi Muhammad SAW tidak hanya dilihat dari ibadahnya, tetapi juga yang tasamuh atau memberikan rasa damai dan toleransi bagi orang sekitar,” ujarnya.
“Kita sebagai Muslim harus bisa memberikan contoh dalam berkehidupan dan beribadah yang baik dimanapun karena nama Islam harus senantiasa kita jaga,” sambungnya.
Habib Jafar menyatakan, agama Islam berpihak secara penuh pada nilai-nilai toleransi sebagaimana yang dianut dalam keberagaman Indonesia.
“Pada dasarnya, semua orang itu cinta pada perdamaian karena manusia itu diciptakan dengan fitrah yang penuh cinta oleh Tuhan. Islam berpihak secara penuh kepada nilai-nilai toleransi yang disebut dengan tasamuh,” katanya.
Karena itu, ia mengajak anak muda untuk melekatkan dan mengisi ruang-ruang dakwah dengan nilai-nilai Islam yang penuh toleransi.
“Jangan biarkan justru klaim-klaim Islam sebagai agama yang sarat dengan nilai-nilai intoleransi digaungkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Santri itu telah menjadi punggung bagi toleransi di Indonesia,” kata dia.
Selain itu, santri harus bisa memimpin majelis taklim di Masjid agar Islam dijaga oleh ahlinya. Apabila diserahkan kepada yang bukan ahlinya, kata dia, maka kehancuran nilai toleransi akan terjadi melalui propaganda ke masyarakat karena mereka tidak pernah belajar dan mengelola agama.
“Intinya bahwa toleransi adalah ajaran Islam terhadap perbedaan. Perpecahan adalah musuh Islam yang harus dilawan. Jadi musuh kita itu bukan peradaban yang berbeda tapi orang-orang yang tidak siap menerima perbedaan,” tuturnya.
Redaksi Gerak News