Gerak News, Jakarta- Penganiayaan terhadapa Mahasiswa Katolik saat berdoa rosario turut direspon oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kota Tangerang Selatan atau GMNI Tangsel.
Kejadiaan tak terpuji oleh warga di Daerah Ampera Poncol itu dinilai oleh GMNI Tangsel sebagai wujud tindakan intoleransi yang masih terjadi.
“Kejadian ini menjadi bukti bahwa keberagaman Umat Beragama di Kota Tangerang Selatan Masih harus di pertanyakan akibat Oknum-oknum tersebut” ujar Kriston, Ketua GMNI Tangsel, Selasa 7 Mei 2024.
Menurutnya, nilai keberagaman seharusnya bukan lagi menjadi momok yang menakutkan di Indonesia. Pasalnya, nilai-nilai tersebut telah diperjuangkan oleh pendiri bangsa. Namun ia tidak menepis jika masih banyak oknum-oknum yang mencoreng nilai-nilai tersebut.
“Perjuangan para pendiri Bangsa dalam memperoleh kemerdekaan tidaklah lepas dari Nilai persatuan dan keberagaman yang seharusnya nilai-nilai tersebut senantiasa melekat pada masyarakat Indonesia itu sendiri” ucapnya.
“Kericuhan terjadi disaat ibadah berlangsung, Ketua RT lingkungan setempat bersama warga sekitar membubarkan ibadah itu dengan cara yang tidak manusiawi dan terlihat juga beberapa warga membawa senjata tajam dan menyebabkan dua korban luka dikepala dan dilengan” tambahnya
Bagi Kriston, kejadian yang tak terpuji itu wajib untuk dikutuk karena tidak sesuai dengan motto Kota Tangsel.
“Melihat Kejadian tersebut GMNI Tangerang Selatan mengecam keras, karena kejadian tersebut menandakan hilangnya toleransi umat beragama di Kota Tangerang Selatan yang memiliki Motto Cerdas Modern dan Religius,”ujarnya.
Selain mendesak pihak kepolisian untuk mengusut kasus itu, Kriston juga menuntut agar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk menangani kasus intoleransi itu.
“Seharusnya masyarakat perlu mendapatkan edukasi mengenai wawasan kebangsaan, nilai-nilai toleransi, dan kerukunan berwarga negara” tuturnya
“GMNI kota Tangerang Selatan sebagai organisasi nasionalis sukarnois berharap tidak terulang kembali kejadian seperti ini, yang dimana kejadian tersebut sangatlah jauh dari nilai nilai Pancasila dalam implementasi kehidupan berbangsa dan bernegara” tutup Kriston.
Redaksi Gerak News