Film Ini Tayang Pada 22 Mei 2024
Gerak News, Jakarta- Setelah sukses dalam perjalanannya ke berbagai festival, Tuhan Izinkan Aku Berdosa akan melanjutkan penayangan umumnya di bioskop pada 22 Mei 2024.
Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diproduksi oleh MVP Pictures bersama Raam Punjabi sebagai produsernya ini diangkat dari novel yang cukup kontroversial berjudul ‘Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur.’
Sang sutradara sendiri telah dikenal dalam perjalanan karirnya dalam membuat film religi yang cukup menuai kontroversi dari berbagai kalangan tiap ajang perilisannya.
Oleh karena itu, para film maker membuat keputusan untuk mengubah judul dari novelnya saat diadaptasi ke film. Selain untuk menghindari kontroversi, juga untuk memberi kesan berbeda dari yang semula karya tulis ke karya audio visual.
“Beda sama sastra, judulnya itu bisa bermacam-macam, bisa menggunakan kata-kata negatif. Penonton masih bisa menerima dan masih bisa sadar bahwa ini adalah karya fiksi. Tapi kalo film itu nggak. Ketika ada kata ‘pelacur’ dalam judul film itu bisa negatif,” jelas Hanung dalam konferensi pers di Epicentrum, Jakarta
Hanung juga mengaku bahwa saat di pra-produksi, script awalnya masih berjudulkan sama dengan novelnya. Lalu akhirnya diganti menjadi judul filmnya yang sekarang dengan berbagai pertimbangan juga keputusan seluruh tim.
Selain itu, adaptasi dalam filmnya kali ini tak hanya plek-ketiplek mem-visualisasikan dari novelnya namun, ada banyak pengembangan dari naratifnya sebagai kebutuhan audio visual. Perbedaan yang terasa adalah endingnya yang ditambahkan yang sebelumnya tak dimiliki oleh versi novelnya.
“Novelnya itu cuma sampai Kiran menjadi pelacur. Nah cuma di film ini saya kepengen agak sedikit bablas lah. Itu akan punya impact yang luar biasa lagi nanti. Karena itu makanya saya sama mas Ivan Ismail merangkai gimana caranya (cerita selanjutnya) setelah Kiran jadi pelacur,” tambah Hanung
Dengan berkutat pada genre drama religi serta menyisipkan isu sosial yang cukup melokal, film ini dikemas secara kompleks untuk memberitakan tentang bagaimana agama yang harusnya diimani malah dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi.
Karena itu film ini dibuat tak hanya untuk menampilkan bentuk yang baru, namun para filmmakernya berharap bahwa ada pesan yang tersampaikan kepada para penontonnya setelah menonton Tuhan Izinkan Aku Berdosa.
“Kami ada di sini tuh pengennya tuh film itu tuh harus bisa memberikan value. Walau gak semua value itu harus positif gitu kan. Tapi ketika kita menampilkan sesuatu yang buruk, yang dianggap jelek pun ada valuenya. Jadi itu yang ingin kami sampaikan.” Jelas Hanung.
Hanung dan segenap tim produksinya berharap bahwa nantinya berbagai peristiwa yang disampaikan di setiap scene nya dapat memaknai para penontonnya saat menonton.
Film ini diharapkan menjadi wadah untuk menampilkan perspektif baru kepada para penonton mengenai suatu isu, yang bahkan mungkin penontonnya tersebut tidak familiar dengan isu tersebut. Namun bisa mulai mengerti dan berempati atas isu yang ada di kehidupan nyata yang disampaikan melalui film ini.
Redaksi Gerak News
.