Gus Falah Ingatkan Kedaulatan Dalam Proyek Carbon Capture And Storage
Gerak News, Jakarta- Anggota Komisi VII DPR-RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menanggapi komitmen eks Perdana Menteri Inggris, Tony Blair membantu Indonesia dalam mengembangkan proyek carbon capture and storage (CCS).
Gus Falah mengingatkan, agar kedaulatan energi Indonesia menjadi dasar bagi kerja sama pengembangan energi dengan pihak asing.
“Bila pak Blair ingin membantu Indonesia kembangkan CCS, tentu kita berterima kasih. Namun, pemerintah harus mengacu pada prinsip kedaulatan energi dalam kerja sama pengembangan dengan pihak asing,” ujar Gus Falah, Kamis (25/4/2024).
Gus Falah mengakui, peluang bisnis dari pengembangan CCS memang menjanjikan. Riset Boston Consulting Group memproyeksikan nilai pasar dari CCS pada 2030 mencapai US$134 miliar.
Selain itu, berdasarkan identifikasi pada 20 cekungan produksi, Kementerian ESDM memperkirakan kapasitas penyimpanan karbon domestik pada lapisan saline aquifer mencapai 572,77 gigaton karbon dioksida.
Sehingga, sambung Gus Falah, memang tak keliru apabila Indonesia mengembangkan bisnis CCS.
“Namun, sekali lagi, ketika melakukan pengembangan melalui sinergi dengan pihak asing, hak kita untuk secara mandiri menentukan kebijakan pengelolaan guna mencapai kemandirian energi, harus kita pertahankan,” pungkas Politisi PDI Perjuangan itu.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan Tony Blair bakal membantu Indonesia dalam menjajaki pembeli atau offtaker potensial untuk proyek CCS di dalam negeri.
Tony Blair bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/4/2024). Pada pertemuan itu, Blair diketahui membahas soal investasi di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT), serta Carbon Capture and Storage.
Redaksi Gerak News