Gerak News, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, realisasi impor minyak dan gas bumi (migas) RI selama Januari-Maret 2024 mencapai US$ 9 miliar atau sekitar Rp 145,8 triliun (asumsi kurs Rp 16.200 per US$), naik 8,13% dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang sebesar US$ 8,33 miliar.
Impor migas pada kuartal I 2024 tersebut terdiri dari:
– Impor minyak mentah sebesar US$ 2,4 miliar.
– Impor hasil minyak sebesar US$ 6,6 miliar.
Berdasarkan data BPS yang diumumkan hari ini, Senin (22/4/2024), impor migas ini mencapai 16,4% dari total impor RI selama Januari-Maret 2024 yang mencapai US$ 54,89 miliar atau sekitar Rp 889 triliun. Sementara selebihnya atau US$ 45,89 miliar merupakan impor non migas.
Khusus untuk Maret 2024, impor migas RI tercatat sebesar US$ 3,33 miliar, naik 11,64% dibandingkan Februari 2024 yang sebesar US$ 2,98 miliar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sempat menyebut, Indonesia mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) mayoritas dari tiga negara, yaitu Singapura, Malaysia, dan India.
“Kita juga impor BBM dari tiga negara seperti Singapura, Malaysia, dan India. Ini kan harus diantisipasi sumber-sumber supply kilangnya yang ada di Kilang Singapura, Malaysia dan Kilang India. Kalau dulu kan Rusia di banned tetap aja mengambil. Jadi ini memang geopolitik ini serius,” kata Arifin di Kantor Ditjen Migas, Jumat (19/4/2024).
Sementara untuk impor minyak mentah, Arifin menyebut, RI mengimpor mayoritas dari Arab Saudi dan Nigeria. Sedangkan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) berasal dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat (AS).
Saat ini produksi minyak nasional rata-rata hanya berkisar di level 600 ribu barel per hari (bph). Untuk memenuhi kekurangan tersebut, Indonesia selama ini mengimpor minyak dari berbagai negara dengan total 840 ribu barel per hari, terdiri dari minyak mentah sebesar 240 ribu bph dan BBM sebesar 600 ribu bph.
Data BPS juga menyatakan hal yang sama. Berdasarkan data BPS pada 2022 lalu, impor minyak RI terbesar berasal dari Singapura, lalu diikuti dengan Malaysia. Kemudian, baru Arab Saudi di posisi ketiga.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat impor minyak bumi Indonesia pada 2022 secara nilai terbesarnya berasal dari Singapura mencapai US$ 10,3 miliar dengan berat bersih 10,9 juta ton.
Posisi ke-2 yaitu Malaysia mencapai US$ 6,2 miliar dengan berat bersih 6,7 ton. Posisi selanjutnya yaitu Arab Saudi dan disusul dengan Nigeria.
Secara jumlah keseluruhan, Indonesia mengimpor minyak bumi pada 2022 mencapai 47,74 juta ton atau US$ 40,41 miliar setara dengan Rp 656,76 triliun (asumsi kurs Rp 16.250 per US$).
Redaksi Gerak News