Gerak News, Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan percakapan telepon dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan membahas situasi di Timur Tengah setelah serangan Israel terhadap misi diplomatik Iran di Damaskus, demikian disampaikan Kremlin pada hari Selasa.
“Kondisi yang semakin memburuk di Timur Tengah setelah serangan udara Israel terhadap misi diplomatik Iran di Damaskus dan tindakan balasan yang diambil oleh Iran dibahas secara detail,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Putin menyatakan harapannya bahwa semua pihak di Timur Tengah mampu menahanan diri dan tidak memperbolehkan adanya putaran konfrontasi baru, demikian disampaikan Kremlin.
Dalam balasannya, Ebrahim Raisi mencatat bahwa tindakan Iran dilakukan karena terpaksa dan bersifat terbatas. Pada saat yang sama, ia menekankan ketidakminatan Tehran untuk lebih memperburuk eskalasi ketegangan.
Selain itu, kedua belah pihak mengkonfirmasi pendekatan-prinsip Rusia dan Iran yang mendukung gencatan senjata segera di Jalur Gaza, meringankan situasi kemanusiaan yang sulit, dan menciptakan kondisi untuk penyelesaian krisis secara politis dan diplomatik
Para presiden juga mencatat bahwa akar penyebab peristiwa di Timur Tengah adalah konflik antara Palestina dan Israel yang belum terselesaikan, tambah pernyataan tersebut.
Dan diujung pembicaraan, kedua Pemimpin, berkomitmen saling untuk lebih mengembangkan kerja sama bilateral.
“Ketika bertukar pandangan mengenai isu-isu terkini hubungan Rusia-Iran, kedua belah pihak menyatakan keinginan bersama untuk lebih mengembangkan kerja sama bilateral secara progresif dalam berbagai bidang, termasuk pelaksanaan proyek infrastruktur yang saling menguntungkan,” demikian yang dicatat oleh Kremlin.
Redaksi Gerak News