Gerak News, Jakarta – Pecahnya perang antara Iran melawan Israel, bermula ketika Israel menyerang Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024. Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari Sabtu menyebut serangan Israel tanggal 1 April terhadap Kedutaan Bear Iran di Damaskus, yang menyebabkan sedikitnya 13 orang tewas, termasuk seorang jenderal berpangkat tinggi, sebagai “pembunuhan politik,
Pasca tragedi tersebut, Iran telah bersumpah akan melakukan pembalasan atas apa yang mereka sebut sebagai serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus pada tanggal 1 April yang menewaskan tujuh petugas Garda Revolusi termasuk dua komandan senior dan mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan hukuman atas “kejahatan Israel”. Israel tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas serangan konsulat tersebut.
Sejumlah pihak telah mengingatkan bahwa serangan ini berbahaya bagi stabilitas Timur Tengah.
“Bila AS akan tetap membantu Israel dalam serangan balasan, bukannya tidak mungkin negara-negara lain seperti Korea Utara dan Rusia akan membantu Iran,” kata Hikmahanto kepada Kompas.com, Minggu (14/4/2024).
Di kutip dari Reuters, militer Israel mengatakan lebih dari 100 drone memasuki teritori mereka dari Iran. Media Israel, Channel 12, mengungkapkan beberapa serangan di luncurkan dari Syria dan Jordan.
IRNA mengutip sebuah sumber yang mengatakan militernya juga telah meluncurkan gelombang pertama rudal balistik terhadap Israel.
Serangan drone dan rudal Iran ini belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada Sabtu malam. Proksi dan sekutu negeri Persia tersebut juga melancarkan serangan hingga membuat sirene peringatan berbunyi di banyak tempat di Israel. Qasem Soleimani telah berulang kali mengancam akan menyerang Israel sebagai pembalasan atas serangan udara mematikan pada 1 April terhadap gedung konsulatnya di Damaskus.
Redaksi Gerak News
terimakasih infonya