Gerak News, Jakarta- Pemerintah menjamin pasokan energi yang meliputi BBM, gas bumi, dan ketenagalistrikan berjalan dengan aman dan andal selama periode Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) 2024.
“Secara umum, kondisi ketahanan stok BBM, gas dan kelistrikan aman. Untuk BBM, baik gasoline, gasoil, kerosene, maupun avtur, ketahanan stok di atas 20 hari. Ketahanan stok LPG rata-rata 14 hari. Sementara, pasokan tenaga listrik sistem kelistrikan Jawa-Bali, Sumatra, Kalimantan, dan sebagian besar Indonesia timur juga aman,” papar Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) kembali ditunjuk menjadi Koordinator Posko Nasional Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam rangka memonitor kebutuhan, ketersediaan, dan pendistribusian BBM, gas bumi, pasokan listrik, serta antisipasi dini terhadap kebencanaan geologi selama periode RAFI 2024 pada 3-19 April 2024 yang bertempat di Kantor BPH Migas, Jakarta.
Erika yang juga Ketua Posko Nasional Sektor ESDM 2024 mengatakan berdasarkan proyeksi penyaluran produk BBM selama RAFI 2024, gasoline naik 11 persen, gasoil turun 15 persen, dan avtur naik 1,3 persen.
Selama posko, BPH Migas dan PT Pertamina (Persero) menyiagakan 115 terminal BBM, 7.400 SPBU, 71 depot pengisian pesawat udara (DPPU), dan fasilitas tambahan lainnya di wilayah-wilayah berkebutuhan tinggi.
Untuk LPG, Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas dan Pertamina menyiagakan 30 terminal LPG, 723 SPPBE, dan 5.027 agen LPG.
Untuk penyaluran gas bumi, diperkirakan mencapai 846 BBTUD selama RAFI 2024 untuk 3.108 pelanggan komersial dan industri, 1.986 pelanggan kecil, 817.211 pelanggan jargas, serta kelistrikan, termasuk PLN Group.
Penyaluran dengan mengoptimalkan jaringan pipa 32.343 km, 13 SPBG, 3 MRU, serta 3 LNG terminal, yang dikelola oleh PT PGN Tbk tersebut, saat ini dalam kondisi andal dan aman.
Terkait kelistrikan, Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) menjaga keandalan dan kualitas pasokan listrik dengan menyiapkan Prosedur Operasi Periode Siaga Ramadhan dan Idul Fitri 2024.
Sedangkan, untuk mengantisipasi bencana gunung api, dibentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi, yang akan merespons dengan cepat setiap bencana dan siaga 24 jam, serta meningkatkan pemantauan gunung api secara cermat di beberapa gunung api aktif.
“Kita tentu berharap pasokan energi terjaga dan selalu melakukan upaya antisipasi, terutama di wilayah yang mayoritas merayakan Idul Fitri, daerah wisata yang menjadi destinasi masyarakat, jalur lintas utama maupun logistik, serta wilayah rawan kemacetan maupun bencana,” tambahnya.
Erika pun meminta semua pihak bersinergi agar pelaksanaan posko berjalan lancar. Sinergisitas bukan hanya internal anggota posko, tetapi juga eksternal seperti Korlantas Polri, Kementerian Perhubungan, Badan Pengatur Jalan Tol, PT Jasa Marga, dan BMKG.
“Dengan sinergisitas ini diharapkan hal-hal yang menjadi hambatan maupun kendala, dapat kita antisipasi di awal dan teratasi dengan lebih sigap,” katanya.
Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Mohamad Priharto Dwinugroho menambahkan untuk mendukung kelancaran mobilisasi selama RAFI, telah disiapkan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), yang saat ini tersedia 1.124 unit tersebar di 819 lokasi.
“Rata-rata jarak antara SPKLU sekitar 23 km dan kita berharap semua berjalan normal. Dari jumlah SPKLU itu, sekitar 175 titik berad di jalur tol. Sepanjang jalan tol itu telah disiapkan SPKLU oleh PLN,” katanya.
Sementara, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan mengungkapkan pihaknya melakukan pemantauan terhadap gunung api aktif di seluruh Indonesia dan mengembangkan portal mitigasi bencana geologi.
“Di portal tersebut terpadu semua, mulai dari peta-peta terutama kawasan rawan bencana, gerakan tanah, gempa bumi, dan gunung api,” tambahnya.
Direktur Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo menyatakan Pertamina juga memberikan layanan remote area dan rawan bencana yaitu dengan melakukan antisipasi kendala suplai ke remote area akibat cuaca ekstrem terutama di pulau kecil.
“Hal itu dilakukan dengan penyiapan pasokan sejak H-14, tambahan tangki, dan komunikasi yang intens dengan pemerintah daerah terkait antisipasi cuaca ekstrem,” ujarnya.
Redaksi Gerak News