Gerak News, Jakarta- Di Kepulauan Riau, ada tradisi menarik hati selama pekan terakhir Ramadan. Tradisi itu bernama Malam Tujuh Likur.
Kebiasaan yang dijunjung tinggi ini, berakar kuat dalam warisan Melayu, mengubah malam biasa menjadi pemandangan memukau dari cahaya yang berpendar dan doa yang khusyuk.
Saat matahari terbenam, rumah-rumah di seluruh penjuru kepulauan menjadi hidup dengan cahaya hangat dari lampu minyak tradisional yang disebut ‘pelita’. Bayangkan barisan nyala api kecil ini berjejer di sepanjang jalan dan menghiasi pintu rumah, menciptakan permadani cahaya yang memikat, memandikan komunitas dalam cahaya keemasan yang lembut. Jumlah pelita terus bertambah setiap malam, hingga mencapai puncaknya pada malam ketujuh, inti dari tradisi ini.
Malam Tujuh Likur bukan hanya tentang keindahan visual. Ini menandakan peningkatan rasa refleksi spiritual selama minggu terakhir Ramadan, waktu yang diyakini penuh berkah. Keluarga berkumpul untuk sholat dan berbagi makanan tradisional, menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekomunitasan.
Asal-usul pasti Malam Tujuh Likur masih terselubung kabut waktu. Beberapa orang percaya itu berasal dari kebutuhan akan penerangan tambahan selama malam-malam yang lebih panjang menjelang Idul Fitri. Yang lain melihatnya sebagai cara simbolis untuk “menerangi jalan” bagi doa dan berkah agar sampai ke langit. Terlepas dari asalnya, tradisi ini telah menjadi bagian integral dari budaya Melayu, diturunkan dari generasi ke generasi.
Malam Tujuh Likur melampaui batas agama, menumbuhkan semangat persatuan dan perayaan bersama. Di beberapa daerah, jalan-jalan dihiasi gapura dekoratif, dan anak-anak senang bermain permainan tradisional dan kembang api. Suasananya penuh dengan kegembiraan, antisipasi, dan kerinduan yang tulus akan berkah Idul Fitri.
Jika kita berada di Kepulauan Riau selama Ramadan, menyaksikan Malam Tujuh Likur secara langsung adalah pengalaman yang tak terlupakan. Nikmati cahaya hangat pelita, rasakan energi dinamis dari komunitas, dan benamkan diri dalam permadani tradisi Melayu yang kaya. Ini adalah bukti kekuatan cahaya, iman, dan semangat komunitas yang tak kunjung padam.
Redaksi Gerak News